09 April 2013

Learned Optimism: How to change your mind and your life

Apakah anda orang yang mudah putus asa/mudah menyerah. Hal ini mungkin dikarnakan anda seseorang yang pesimistis, seseorang yang ketika ditimpa musibah/kegagalan, dia akan berpikir: ini disebabkan oleh dirinya(bukan situasi yang tak mendukung atau keputusan yang salah), kegagalan ini akan terus dialaminya, dan akan mempengaruhi hal lain dalam hidupnya.


Seligman dalam bukunya Learned Optimism menyatakan, bahwa cara anda mendeskripsikan musibah/kegagalan yang terjadi mencirikan apakah anda seorang optimis atau pesimis, dan jika anda seorang yang pesimis, maka anda adalah seseorang yang mudah menyerah/putus-asa.


3 Ciri seorang pesimistis di dalam mendeskripsikan suatu musibah:
1) Permanen.
Seseorang yang mudah putus asa(pesimistis) berkeyakinan bahwa musibah/kegagalan yang terjadi padanya itu disebabkan oleh sesuatu hal yang permanen.
Sebaliknya, seorang optimistis berkeyakinan bahwa musibah/kegagalan yang menimpanya disebabkan oleh sesuatu yang sementara(temporary). Contohnya: Ketika ada teman ada yang sikapnya ngeselin. Apakah Anda  berpikir bahwa teman Anda selalu saja sikapnya ngeselin(musibah permanen pesimistis). Atau Anda berpikir bahwa teman Anda sedang bad-mood(musibah temporary optimistis).

2) Menyeluruh.
Seseorang yang mudah putus asa(pesimistis) berkeyakinan bahwa musibah/kegagalan yang terjadi padanya itu akan merusak hal-hal lain dalam hidupnya. Sebaliknya, seseorang optimistis berkeyakinan bahwa musibah/kegagalan yang menimpanya hanya terjadi pada hal yang menimpanya saat ini saja, tidak merusak hal-hal lain dalam hidupnya.

3) Internal.
Seseorang yang mudah putus asa(pesimistis) berkeyakinan bahwa musibah/kegagalan yang terjadi padanya itu disebabkan oleh dirinya. Sebaliknya, seseorang optimis berkeyakinan bahwa musibah/kegagalan yang menimpanya disebabkan oleh faktor diluar dirinya(keputusan/tindakan yang kurang tepat atau situasi yang tidak mendukung). Contohnya: Ketika Anda gagal dalam suatu ujian. Apakah Anda berpikir Anda gagal karena Anda bodoh(musibah internal pesimistis). Atau Anda gagal karena ujiannya susah/ Anda belajar dengan rajin(musibah eksternal optimistis). Seseorang yang gagal di ujian dan berpikir dia gagal karena bodoh, maka dia akan berhenti berusaha di ujian berikutnya, karena dia berpikir “Percuma, gak ada gunanya saya belajar/berusaha karena saya bodoh, hasilnya akan sama saja”, dan akhirnya dia berhenti berusaha(menyerah/putus asa). Berbeda jika dia berpikir dia kurang rajin dalam belajar, maka yang dia perlukan adalah lebih rajin belajar agar sukses di ujian.


Ciri seorang pesimistis ini akan bertolak belakang di dalam mendeskripsikan suatu keberhasilan/pencapaian:
1) Sementara(temporary).
Seorang yang mudah putus asa(pesimistis) berkeyakinan bahwa keberhasilan yang terjadi padanya itu disebabkan oleh sesuatu yang bersifat sementara, sedangkan seorang yang optimistis berkeyakinan bahwa keberhasilan disebabkan oleh sesuatu yang bersifat permanen.

2) Spesifik.
Seseorang yang mudah putus asa(pesimistis) berkeyakinan bahwa keberhasilan yang terjadi padanya itu tidak akan meningkatkan  hal-hal lain dalam hidupnya. Sebaliknya, seseorang optimistis berkeyakinan bahwa keberhasilan dirinya pada suatu hal akan meningkatkan hal-hal lain dalam hidupnya.

3) Eksternal.
Seseorang yang mudah putus asa(pesimistis) berkeyakinan bahwa keberhasilan yang terjadi padanya itu disebabkan oleh faktor luar(situasi/ kondisi yang tidak mendukung). Sebaliknya, seseorang optimis berkeyakinan bahwa keberhasilan yang menimpanya disebabkan oleh internal(talenta dll).

No comments:

Post a Comment

Back To Top